#StressLessEarnMore

Tips Manajemen Waktu dengan Skala Prioritas ala Stephen Covey

Tips Manajemen Waktu ala Stephen Covey

Sebagai pekerja di bidang creative, pernah nggak kamu merasa waktu 24 jam sehari itu masih kurang? Apalagi pas tugas numpuk, deadline makin dekat, dan tiba-tiba kita malah bingung harus mulai dari mana. Nah, sebenarnya itu bukan waktunya yang kurang, tapi cara manajemen waktu kita yang belum tepat. 

Manajemen waktu bagi pekerja ini krusial. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Ariebowo (2023), manajemen waktu berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Karyawan yang manajemen waktunya bagus, cenderung lebih teratur, on-time, dan bertanggung jawab. 

Namun perlu diingat, bahwa manajemen waktu ini bukan cuma soal bikin to-do-list saja. Kita juga perlu tahu mana tugas yang benar-benar penting, dan mana yang sebenarnya bisa ditunda. Di sinilah pentingnya skala prioritas ala Stephen Covey. Kalau kamu penasaran, mari simak artikel ini sampai tuntas! 

Manajemen Waktu Adalah

Sebelum ke pembahasan intinya, ada baiknya kita menyepakati dulu pemahaman dasar tentang definisi manajemen waktu. 

Dalam tulisan ini, manajemen waktu dipahami sebagai kemampuan untuk mengatur, menjadwalkan, dan menggunakan waktu secara efektif supaya pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan dengan hasil yang maksimal.

Sementara menurut Stephen Covey, manajemen waktu bukan cuma soal mengatur aktivitas, tapi tentang memilih prioritas yang benar. Covey mengenalkan konsep matriks prioritas yang membantu kita memisahkan mana hal yang penting dan mendesak, dan mana yang sebaiknya ditunda.

Sosok Stephen Covey
Manajemen Waktu ala Stephen Covey (Sumber: Crepa)

Dari dua pengertian itu, maka manajemen waktu bisa kita mengerti sebagai kemampuan untuk mengarahkan energi dan perhatian kita pada hal-hal yang meaningful. Jadi, bukan sekadar mengatur waktu dan pekerjaan, tapi juga menentukan dan mengurutkan tugas-tugas yang tepat untuk dikerjakan.

4 Skala Kuadran Prioritas ala Stephen Covey

Seperti yang sudah kita ulas sebelumnya, manajemen waktu menurut Stephen Covey ini didasarkan pada konsep matriks prioritas. Mengutip mapien.com, Covey membaginya ke dalam 4 skala kuadran. Penjelasannya sebagai berikut: 

4 Skala Prioritas Manajemen Waktu Stepehen Covey
4 Kuadran Prioritas Stephen Covey (Sumber: Crepa)

1. Kuadran I: Penting & Mendesak

Kuadran pertama isinya tugas-tugas yang urgent, biasanya mendadak, dan harus segera diselesaikan karena punya dampak besar kalau diabaikan. Contohnya: deadline kerjaan primer hari ini, presentasi dadakan, atau revisi dari klien yang harus segera ditangani.

Pada kuadran ini, kita umumnya dihadapkan dengan situasi yang menekan, tapi harus tetap tanggap dan fokus terhadap pekerjaan. Tapi umumnya bersifat insidental, sebab jika kita terlalu sering berada di sini, bisa bikin stres dan kelelahan. Jadi penting buat atur ritmenya.

2. Kuadran II: Penting & Tidak Mendesak

Nah, kuadran II terkait hal-hal penting tapi tidak mendesak. Konon, kuadran ini favorit Covey. Isinya hal-hal penting yang nggak butuh diselesaikan sekarang, tapi tetap berdampak besar untuk jangka panjang. Misalnya: menyusun strategi bisnis, pengembangan diri, atau networking.

Pada banyak kasus, kuadran kedua biasa dianggap sebagai ruang untuk tumbuh dan berkembang. Orang produktif dan visioner biasanya banyak beraktivitas di sini.  Tapi sayangnya, karena sifatnya penting tapi tidak mendesak, banyak orang menundanya karena tidak merasa “terdesak”.

3. Kuadran III: Tidak Penting & Mendesak 

Kuadran III sering bikin kita merasa harus segera bertindak, padahal sebenarnya tugasnya nggak penting buat tujuan utama kita. Contohnya: revisi minor yang bisa dikerjakan di akhir waktu kerja, permintaan bantuan yang bisa didelegasikan, atau email yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.

Nah, masalahnya, kuadran ini sering kita pikirkan seolah-olah seperti kuadran I. Akibatnya, waktu kita jadi habis hanya karena pekerjaan yang sebenarnya tidak penting. Untuk mengatasinya, kamu harus benar-benar belajar dalam memilah, mengelompokkan, bahkan mendelegasikan tugas-tugas semacam ini.

4. Kuadran IV: Tidak Penting & Tidak Mendesak

Lalu kuadran IV, biasanya adalah zona nyaman yang seringkali menggoda kita. Isinya aktivitas yang nggak penting, dan juga nggak mendesak. Contohnya: scroll media sosial tanpa tujuan, binge-watching di sela-sela kerja, atau ngobrol ngalor-ngidul saat kerja.

Kalau sesekali sih aman-aman saja, buat recharge, istilahnya. Tapi kalau keterusan, tentu bisa bahaya. Sebab kita akan kehilangan momentum produktif. Cara menghadapinya, kamu harus terbiasa untuk betul-betul sadar kapan waktunya istirahat, dan kapan waktunya balik fokus.

Gimana? Udah mulai kebayang nggak? Kalau sudah, mari kita lanjut ke bagian cara dan contoh penerapan 4 skala kuadran tersebut. 

Cara dan Contoh Penerapan 4 Skala Kuadran Prioritas Stephen Covey

Sekarang saatnya kita masuk ke bagian yang paling penting: gimana cara menerapkan 4 kuadran prioritas ini dalam aktivitas sehari-hari. Biar nggak rugi juga kalau cuma belajari teorinya saja. Crepanion juga bakal kita bahas contoh konkretnya, terutama yang relevan buat dunia kerja kreatif.

1. Cara & Contoh Penerapan Kuadran I

Tugas di kuadran I adalah hal-hal urgen yang harus ditangani segera karena menyangkut deadline atau dampak secara langsung. Di profesi kreatif, ini biasanya muncul karena perencanaan yang kurang matang atau permintaan dadakan.

Contoh:

  • Digital marketer: Ads campaign error saat live, perlu segera diperbaiki biar nggak buang budget.
  • Copywriter: Artikel dapat revisi dan rencana masih tayang minggu depan, tapi tiba-tiba harus direvisi karena harus tayang hari ini.
  • SEO specialist: Website klien kena penalti Google, perlu audit dan tindakan cepat.

Tips: Tinggalkan semua tugas yang dirasa tidak mendadak, biar kerjanya tetap fokus dan hati-hati.

2. Cara & Contoh Penerapan Kuadran II

Kuadran II justru yang paling strategis. Tugas-tugasnya nggak mepet deadline, tapi dampaknya besar untuk jangka panjang. Buat pekerja kreatif, inilah ladang pengembangan diri dan kualitas kerja.

Contoh:

  • Digital marketer: Analisis performa konten + eksperimen A/B test buat optimasi ke depan.
  • Copywriter: Bangun personal branding lewat konten LinkedIn mingguan.
  • SEO specialist: Riset keyword potensial + bikin SEO roadmap 3 bulan ke depan.

Tips: Blok waktu mingguan khusus untuk tugas kuadran II, misalnya Jumat pagi.

3. Cara & Contoh Penerapan Kuadran III

Tugas di kuadran ketiga sering menyamar sebagai “penting” karena adanya tekanan waktu atau permintaan dari orang lain. Padahal kalau dipikir-pikir, sebenarnya nggak berdampak langsung ke tujuan utama.

Contoh:

  • Digital marketer: Diminta join rapat dadakan yang isinya update yang bisa dibaca lewat summary.
  • Copywriter: Diminta buat caption dalam 15 menit, padahal belum ada brief jelas.
  • SEO specialist: Dapat permintaan ubah meta tag dari tim lain tanpa pertimbangan riset.

Tips: Diskusikan permintaan berdasarkan urgensi dan relevansi. Kalau bisa ditunda atau didelegasikan, lakukan.

4. Cara & Contoh Penerapan Kuadran IV

Seperti dibilang di awal, kuadran IV adalah zona nyaman. Nggak penting, nggak mendesak, tapi sering kita lari ke sini, biasanya pas lelah. Tentu boleh-boleh saja dilakukan sesekali buat recharge, tapi tetap harus dikendalikan.

Contoh:

  • Digital marketer: Scroll TikTok selama 10 menit saat jam kerja tanpa tujuan riset.
  • Copywriter: Bikin meme lucu yang nggak berkaitan sama konten klien.
  • SEO specialist: Ngulik tools baru tanpa tahu kegunaannya untuk proyek yang sedang berjalan.

Tips: Boleh istirahat, tapi tentukan waktu dan tujuannya. Kalau bisa dijadikan aktivitas pemulihan (bukan pelarian), justru bisa bantu jaga energi kreatif.

Manfaat Manajemen Waktu dengan 4 Skala Kuadran Stephen Covey

Dari sini, kamu mungkin mulai bertanya-tanya, “Apa sih manfaat konkret dari manajemen waktu dengan 4 skala kuadran ala Covey?” Terutama bagi kita para pekerja kreatif, yang kerjaannya sering multitasking,dan harus tetap produktif tanpa kehilangan ide. 

Nah, berikut beberapa manfaat penting yang bisa langsung dirasakan:

1. Fokus pada hal yang berdampak

Manfaat pertama tentu membuat kita jadi lebih jeli memilah mana tugas yang benar-benar penting. Ini sekaligus membantu kita lebih fokus pada pekerjaan yang meaningful, bukan cuma sibuk ngurusin revisi kecil, obrolan grup yang nggak urgent, atau spend time untuk recharge yang berlebihan.

2. Mengurangi stres dan overthinking

Kita tahu sendiri, banyak orang kreatif rentan burnout karena semuanya dikerjain sekaligus. Nah, dengan kuadran Covey, kita bisa mindahin sebagian besar waktu ke kuadran II, yang penuh dengan hal penting tapi tidak mendesak. Dari situ, kita bisa kerja lebih tenang, terstruktur, dan tetap punya ruang buat eksplorasi ide.

3. Meningkatkan produktivitas tanpa kehilangan kreativitas

Manajemen waktu bukan soal jadi robot yang disiplin 24/7. Tapi soal mengalokasikan energi ke hal-hal yang benar-benar butuh fokus kreatif. Kuadran Covey membantu kita menjaga keseimbangan antara kerja produktif dan waktu untuk recharge, yang kita tahu sendiri, dua-duanya penting buat orang kreatif.

4. Bikin komunikasi tim jadi lebih efektif

Kalau kamu, bahkan semua anggota tim benar-benar menerapkan kuadran Covey, pecaya sama Crepanion, komunikasi jadi lebih efisien. Kita jadi bisa align ekspektasi, tahu mana tugas yang harus segera ditindak, dan mana yang bisa dijadwalkan ulang. Kemungkinan miskom pun sangat bisa jadi lebih sedikit.

5. Memperkuat kemampuan mengambil keputusan

Lalu yang terakhir, dengan kebiasaan memilah tugas berdasarkan penting dan mendesaknya, kita nantinya terlatih untuk berpikir lebih strategis. Nggak asal respons cepat, tapi mulai mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tiap pilihan. Ini penting banget kalau kamu berperan sebagai decision maker.

Simpulan

Itulah tadi manajemen waktu dengan skala prioritas ala Stephen Covey. Ingat, dalam lingkungan yang cepat berubah dan serba digital, kita nggak cukup hanya mengandalkan to-do list. Karena itu 4 skala kuadran ala Stephen Covey bisa jadi strategi pengelolaan waktu yang lebih terarah dan efektif. 

Untuk mengingat kembali, berikut poin-poin penting yang perlu kamu catat:

  • Manajemen waktu bukan cuma soal efisiensi, tapi juga soal memilih mana yang paling berdampak.
  • Kuadran I adalah zona darurat. Tangani langsung, tapi jangan biarkan semua kerjaan masuk ke sini.
  • Kuadran II adalah tempat bertumbuh. Semakin sering kamu bekerja di sini, semakin kuat fondasi jangka panjang kamu.
  • Kuadran III perlu disikapi kritis. Tugas mendesak belum tentu penting—belajar delegasi dan bilang “tidak” itu penting.
  • Kuadran IV bisa jadi jebakan produktivitas. Kenali kapan butuh istirahat, tapi jangan tenggelam di zona nyaman.
  • Menerapkan empat kuadran ala Stephen Covey membantu pekerja creative lebih strategis, tenang, dan berdampak.
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *