#StressLessEarnMore

Sering Menunda Pekerjaan? Ini Cara Mengatasi Prokrastinasi di Tempat Kerja

Cara Mengatasi Prokrastinasi di Tempat Kerja
Cara Mengatasi Prokrastinasi di Tempat Kerja

Di tengah tekanan deadline, meeting back-to-back, dan revisi yang nggak ada habisnya, kamu pasti pernah merasa menunda pekerjaan terasa seperti pilihan yang nyaman. Kamu sebenarnya tahu itu hal buruk. Tapi entah kenapa, rasanya malas sekali menghindar, dan cari cara mengatasi prokrastinasi.

Masalah ini jelas nggak bisa dibiarkan. Studi dari Solving Procrastination, bilang bahwa kebanyakan karyawan menghabiskan lebih dari 25% waktu kerja untuk menunda tugas. Kerugian perusahaan pun ditaksir $10.000 per karyawan per tahun. Secara tidak langsung, data ini menyoroti betapa pentingnya cara mengatasi prokrastinasi.

Nah, kalau kebetulan kamu pekerja yang sering menunda-nunda tugas, artikel ini bisa jadi solusinya. Di sini, kita akan membahas secara lengkap, mulai dari pengertian, alasan di balik kebiasaan menunda, hingga cara mengatasi prokrastinasi secara efektif. Yuk, kita bahas sama-sama!

Apa Itu Prokrastinasi?

Dilansir dari artikel ilmiah “Understanding and Overcoming Procrastination” oleh Dominic J. Voge (2007), prokrastinasi sebenarnya bukan soal nggak bisa kerja. Banyak orang yang suka nunda kerja justru karena merasa bisa kerja gila-gilaan, meski saat deadline mepet.

Ayo kita semua jujur-jujuran dulu. Ketika mau menunda-nunda pekerjaan, kadang kala kita dalam benak merasa, “Ah tugas ini gampang, nanti aja dah dikerjain”. 

Atau kalau lagi banyak kerjaan, kita biasanya akan berpikir, “Duh kok banyak banget ya tugasnya. Kalau ditunda dulu gimana ya. Kayaknya nanti tetap kelar deh. Gue dah hafal juga ini kerjaan.” 

Iya, kan? Itulah yang dimaksud prokrastinasi oleh Voge. Justru karena kita merasa mampu mengerjakan sebuah tugas, kita semakin rawan untuk menunda-nunda.

Kenapa Kita Sering Melakukan Prokrastinasi?

Lebih jauh lagi, Voge juga menguraikan beberapa penyebab seseorang melakukan prokrastinasi. Penyebab yang dia uraikan ini berakar dari sisi psikologis manusia. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Takut gagal atau DInilai Kurang Mampu

Kadang kita menunda-nunda bukan karena nggak bisa, tapi karena takut hasil kerjanya jelek. Jadi, kita menunda itu biar bisa bilang “aku cuma kurang waktu,” bukan “aku kurang mampu.”

Dalam bawah sadar, ini jadi cara buat jaga reputasi diri. Kita jadi punya alasan pembelaan saat kerjaan jelek. Tapi masalahnya, alasan ini terus diulang, dan akhirnya jadi kebiasaan mental yang susah diputus.

2. Perfeksionisme yang Nggak Sehat

Biasanya, beberapa orang baru mau mulai kerja kalau mereka merasa semuanya harus sempurna dulu. Entah itu sempurna dalam konteks waktu, mood, maupun hasil akhir. Padahal, menurut Voge, kondisi ideal kayak gitu jarang banget datang. 

Akhirnya, daripada mulai dari sesuatu yang belum sempurna, mereka milih nunda terus. Prokrastinasi jadi “tameng” buat menghindari hasil yang nggak sesuai standar pribadi.

3. Takut Sukses dan Konsekuensinya

Kedengarannya aneh, tapi ada juga yang nunda kerja karena takut berhasil. Karena begitu berhasil, ekspektasi orang otomatis naik, dan itu bikin tekanan makin gede.

Jadi daripada masuk ke zona penuh ekspektasi baru, sebagian orang justru milih main aman. Nggak gagal, tapi juga nggak terlalu menonjol, cukup di tengah-tengah aja. Medioker, istilahnya.

4. Kurang Koneksi Emosional sama Tugas

Kalau tugasnya terasa “nggak nyambung” atau nggak ada hubungannya sama tujuan pribadi, otak kita bakal auto-skip. Rasanya kayak ngerjain hal yang nggak align dengan preferensi pribadi.

Lebih lanjut, Voge juga menjelaskan bahwa perasaan semacam itu biasanya datang dari ketidakcocokan antara skillset dan tugas yang diberikan. Jadi, kalau kamu pebisnis atau atasan lagi banyak proyek, tapi terbatas punya tim, jangan paksain mereka buat kerjain. Mending kerja sama dengan agency aja.

Kalau bingung cari agency, Crepanion siap kok jadi partner bisnis kamu. Crepanion nggak cuma sekadar bantu eksekusi, tapi juga ngerti strategi dan ngerti kapasitas tim kamu. Jadi, kamu bisa fokus ke hal yang paling penting, tanpa harus maksa tim ngerjain semuanya sendirian.

Mulai dari social media management, influencer marketing, website development, sampai brand training. semuanya kami rancang biar kerja tim kamu jadi lebih ringan, terarah, dan tentunya, lebih nyambung sama goals besar bisnismu. Gimana? Tertarik grow bareng Crepanion?

Langsung klik ikon WhatsApp di pojok kanan bawah ya!

Dampak Prokrastinasi di Tempat Kerja

Di awal artikel, Crepanion sempat mengutip studi dari Solving Procrastination kalau karyawan yang terbiasa menunda-nunda pekerjaan, membuat perusahaan rugi sampai $10.000 per karyawan per tahun.

Nah, dalam studi yang lain, misal dari Nguyen, Steel, dan Ferrari (2013), ada beberapa dampak yang lebih “ngeri” dari kebiasaan menunda pekerjaan. Mulai dari sisi kualitas, individu, income, hingga kesehatan lingkungan kerja. Berikut uraian lebih lengkapnya:

1. Produktivitas Menurun

Dampak yang pertama, sudah pasti menurunnya produktivitas kerja. Tugas yang seharusnya kelar hari ini malah jadi numpuk berhari-hari. Akibatnya, progres kerja melambat dan project timeline bisa terganggu tanpa disadari tim atau manajemen.

2. Penurunan Kualitas Kerja

Pekerjaan yang dikerjakan mepet deadline biasanya jauh dari optimal. Fokusnya jadi “asal selesai”, bukan “hasil terbaik”. Di industri kreatif, ini jelas bisa bikin brand output terasa datar dan nggak standout.

Kualitas kerja yang menurun juga berpengaruh ke brand image. Apalagi kalau tim marketing telat publish campaign atau deliverable digital agency tidak sesuai ekspektasi klien. Trust sudah pasti bisa turun drastis.

3. Dampak pada Pendapatan dan Karie

Prokrastinasi ternyata berkaitan erat dengan penghasilan. Studi dari Nguyen, Steel, dan Ferrari tadi menunjukkan bahwa orang yang sering menunda, cenderung punya gaji lebih rendah dibanding yang disiplin. Bahkan, selisihnya bisa sampai belasan ribu dolar per tahun.

Ini masuk akal, karena penundaan kerja biasanya bikin performa dinilai kurang maksimal. Dalam jangka panjang, kebiasaan menunda-nunda menghambat kenaikan jabatan atau peluang dapat proyek-proyek strategis dari atasan.

Lebih lanjut, laporan penelitian juga menyoroti kalau laki-laki lebih terdampak secara finansial karena tingkat prokrastinasinya lebih tinggi dari perempuan.

4. Risiko Kehilangan Pekerjaan

Kebiasaan menunda bisa bikin orang terjebak di lingkaran kerja yang nggak stabil. Mereka lebih berisiko menganggur atau cuma dapat pekerjaan paruh waktu, dibanding yang bisa mengatur waktu dengan baik.

Durasi kerja juga lebih pendek buat mereka yang sering menunda. Rata-rata, orang dengan skor prokrastinasi tinggi, punya masa kerja yang lebih singkat di satu posisi atau perusahaan.

5. Lingkungan Kerja Jadi Tidak Sehat

Prokrastinasi bukan cuma berdampak ke individu, tapi juga ke tim. Ketika satu orang menunda, workload bisa jatuh ke rekan kerja lainnya. Ini bisa menimbulkan frustasi dan menurunkan semangat kolaborasi.

Sekali-dua kali mungkin nggak masalah. Tapi kalau dibiarkan, lama-lama lingkungan kerja ya bisa terasa toxic. Orang jadi saling menyalahkan, komunikasi nggak lancar, dan kepercayaan antar anggota tim menurun. 

Cara Mengatasi Prokrastinasi di Tempat Kerja

Untuk cara mengatasi prokrastinasi, terutama di tempat kerja, Crepanion ada beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan. Ini masih berdasarkan artikel ilmiah dari Dominic J. Voge (Understanding and Overcoming Procrastination, 2007).

1. Sadari Akar Masalahnya Dulu

Langkah awalnya bukan langsung nyusun planner atau strategi produktif, tapi refleksi. Coba tanya ke diri sendiri: sebenarnya, kenapa sih kamu sering nunda-nunda kerjaan?

Voge bilang, awareness itu kunci. Begitu kamu tahu alasan di balik kebiasaan nunda, kamu jadi dijamin nakal lebih siap buat lawan pola pikir itu secara sadar, bukan asal “paksain rajin.”

2. Ubah Mindset dari "Takut gagal" Jadi "Mau Berkembang"

Daripada mikir “kalau gagal, gimana?”, coba ganti jadi “kalau belajar, apa yang bisa gue dapetin dari tugas ini?”. Jadi fokusnya itu bukan hasil, tapi prosesnya.

Cara pikir ini bisa bantu nurunin tekanan dan bikin kamu lebih enjoy ngejalanin tugas, terutama yang kelihatannya berat atau di luar zona nyaman.

3. Pecah Tugas Jadi Bagian Kecil

Kalau tugasmu terasa kayak gunung, jangan coba panjat langsung. Pecah jadi anak tangga kecil. Voge menyebut ini pendekatan “swiss cheese”, atau praktisnya, susun sedikit demi sedikit bagaimana tugas itu diselesaikan.

Awali kerja sepuluh menit aja buat mulai progress. Nanti lama-lama, tugas yang tadinya bikin mual, tiba-tiba jadi lebih ringan karena udah kamu cicil pelan-pelan.

4. Gunakan “Un-schedule” Biar Nggak Overwhelm

Daripada bikin jadwal padat full kerjaan, coba sisipin waktu buat hal yang menyenangkan juga. Kayak break ngopi atau scrolling IG. Tapi ingat, tetap kasih batasan dan dijadwalkan. 

Prinsipnya sederhana: bikin otak kamu mengasosiasikan kerja produktif dengan hal yang menyenangkan. Jadi, makin banyak alasan buat nggak nunda-nunda lagi.

5. Bangun Kepercayaan Diri Lewat Komitmen Kecil

Kalau kamu udah sering ingkar sama to-do list sendiri, mulai sekarang komitmen pada tugas kecil yang bisa benar-benar kamu selesaikan. Jangan terlalu ambisius dulu.

Dengan komitmen yang realistis dan konsisten, pelan-pelan kamu pasti bisa bangun ulang rasa percaya terhadap diri sendiri, bahwa kamu orang yang bisa diandalkan, bahkan oleh dirimu sendiri.

Simpulan

Mulai sekarang, ayo kita bareng-bareng lawan kebiasaan menunda itu. Memang terasa enak dan nyaman ketika dilakukan. Tapi kalau kita lihat beberapa penelitian di atas tadi, rasanya nggak worth it menukar rasa nyaman itu untuk hal yang bikin hidup kita sengsara dalam jangka panjang.

Supaya lebih tidak lupa dan bisa langsung diterapkan, berikut Crepanion rangkum poin-poin penting yang telah kita bahas tadi:

  • Prokrastinasi terjadi bukan karena kita nggak mampu, tapi justru kita merasa sangat mampu, yang akhirnya rela membuang-buang waktu
  • Penyebab prokrastinasi datang dari berbagai akar psikologis. Mulai dari perasaan takut dinilai kurang mampu, perfeksionis, takut konsekuensi ketika berhasil, hingga kurangya koneksi emosi sama tugas
  • Dampak prokrastinasi menurut studi terkait dengan jangka panjang. Dari mulai kualitas diri, pendapat perusahaan dan karyawan, risiko di-PHK, sampai terciptanya lingkungan kerja yang toksik 
  • Cara mengatasi prokrastinasi ada enam. Menyadari akar masalah diri sendiri, mengubah mindset jadi ‘mau berkembang’ bukan ‘takut dikira gagal’, memecah tugas kecil-kecil, gunakan un-schedule, self reward, dan membangun kepercayaan diri lewat komitmen.