#StressLessEarnMore

10 Cara Menentukan Angle Copywriting yang Memikat

10 Angle dalam Copywriting Menurut Jim Edwards
10 Angle dalam Copywriting Menurut Jim Edwards
10 Angle dalam Copywriting Menurut Jim Edwards

Kamu udah posting tiap hari, format carousel dan desainnya udah rapi, tapi engagement masih gitu-gitu aja? Padahal, brand kamu juga udah terbilang cukup besar. Nah, bisa jadi, masalahnya bukan di produk brand kamu, tapi pada bagaimana caramu menentukan angle copywriting. 

Dalam dunia copywriting, angle itu fondasinya. Bahkan sejak headline, angle itu udah punya peran vital. Karena menurut Copyblogger, 80% orang hanya baca headline, dan cuma 20% yang lanjut ke isi. Jadi ya, kalau angle kamu nggak kuat dari awal, wajar kalau audiens langsung skip.

Makanya, di artikel ini kita bakal membahas secara lengkap, mulai dari apa itu angle dalam copywriting, kenapa ini krusial buat strategi brand besar, 10 cara efektif nemuin angle yang tepat, sampai tips simpel yang bisa langsung kamu terapin. Jadi, yuk baca pelan-pelan sampai habis!

Apa Itu Angle dalam Copywriting?

Berdasarkan “The Definitive Guide to Copywriting” dari Neil Patel dan Joseph Putnam, copywriting adalah gabungan antara seni dan sains dalam menyusun kata-kata untuk mendorong orang bertindak. Mulai dari membeli, daftar, sampai klik. Nah, angle inilah yang menjadi titik awalnya.

Angle copywriting ini bisa dibilang perspektif spesifik yang kamu ambil untuk menyampaikan pesan. Bisa berupa pendekatan emosional, data, cerita nyata, atau provokasi halus. Intinya, angle adalah penentu arah cerita dan bagaimana audiens akan “menerima” isi pesanmu.

Kalau angle yang kamu ambil kurang tepat, maka sebagus apapun penulisan kontennya, tetap kecil kemungkinan engagement rate-nya tinggi. Apalagi mengingat dunia yang serba cepat kayak sekarang, menarik perhatian itu jadi sesuatu yang amat mahal. 

Kenapa Angle dalam Copywriting Sangat Penting?

Mungkin kamu masih bertanya-tanya, “Kenapa sih angle dalam copywriting itu bisa sepenting itu?” 

Jawabannya: karena angle bukan cuma soal gaya headline, tapi tentang bagaimana kamu menyampaikan pesan biar bisa nyantol ke kepala (dan hati) audiens yang udah kebanjiran informasi tiap hari.

Berikut ini beberapa alasan kenapa angle dalam copywriting itu krusial banget, dirangkum dari The Definitive Guide to Copywriting” oleh Neil Patel dan Joseph Putnam:

1. Angle yang Kuat Bikin Orang Berhenti Scroll

Di dunia yang serba cepat, kamu cuma punya beberapa detik buat menangkap perhatian audiens. Dan di situlah angle bekerja. Dia jadi pembuka yang bikin audiens berhenti dan mikir, “Eh, ini buat aku banget.”

2. Headline Ditentukan oleh Angle, dan Headline Itu Krusial

Menurut David Ogilvy, founder agensi periklanan dan pemasaran dari Inggris, 90% dari efektivitas iklan ada di headline-nya​. Kalau dari angle-nya aja udah datar, ya jangan harap orang bakal baca lebih jauh lagi.

3. Angle Membantu Kamu Ngomong dengan Bahasa yang Relatable

Alasan yang ketiga, angle yang tepat itu bikin copy terasa personal. Kita tahu sendiri, hari ini adalah eranya personalized marketing. Orang-orang nggak mau melirik brand, yang kalau cerita atau sudut pandang yang dibuat nggak bikin audiens merasa, “Wah, ini gue banget.”

4. Bikin Copy Kamu Lebih Emosional, Bukan sekadar Logis

Membuat tulisan apapun, termasuk copy, memang mengharuskan kelogisan. Tapi kita harus menerima fakta bahwa keputusan pembelian, sering kali dipicu oleh emosi​. 

Nah, di situlah angle berfungsi, ia bisa bantu kamu sentuh emosi audiens sejak awal tanpa mengorbankan kelogisan tulisan. 

5. Tanpa Angle, Copy Kamu Rawan Terlihat Generik

Copy yang nggak punya angle, atau terlalu umum karena asal tulis, hasilnya jelas terdengar biasa aja. Padahal, di tengah persaingan bisnis yang makin kompetitif sekarang, kamu perlu cara bicara yang beda biar nggak kedengaran kayak template. Di situlah posisi angle berperan.

10 Cara Menentukan Angle Copywriting yang Memikat

Berdasarkan buku “Copywriting Secretsoleh Jim Edwards, ada pembahasan tentang 10 motivasi dasar yang bikin orang akhirnya mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu. 

Tapi di artikel ini, kita bahas dari sudut yang beda: gimana kamu bisa menjadikan motivasi itu sebagai angle copywriting yang relevan dan menggugah. Yuk, kita pelajari sama-sama!

1. Fokus pada Keinginan Audiens Meningkatkan Penghasilan

Pertama, cari angle yang menunjukkan bagaimana audiens bisa menghasilkan lebih banyak uang lewat solusi yang kamu tawarkan. Percayalah, uang itu adalah pemicu emosi yang selalu relevan.

Angle ini cocok, jika produk kamu menjanjikan skill baru, peluang usaha, atau efisiensi kerja yang berdampak pada income audiens. Jadi, tonjolkan mimpi finansial secara konkret.

Contoh: “Pelajari copywriting yang bisa bantu kamu closing 10 juta per bulan, sekalipun tanpa background marketing sama sekali.

2. Soroti Solusi Penghematan Biaya

Audiens suka solusi yang bisa bikin mereka lebih hemat. Ini bukan saja perkara harga murah, tetapi juga soal nilai yang jauh lebih besar dari biaya yang mereka keluarkan.

Lebih spesifiknya, gunakan angle yang membandingkan cost vs. benefit, atau highlight seberapa besar mereka bisa memangkas pengeluaran dengan membeli produkmu.

Contoh: “Daripada langganan 5 tools, cukup satu platform ini buat semua kebutuhan digital marketing kamu.”

3. Tawarkan Solusi Penghematan Waktu

Sejak dulu hingga sekarang, tidak bisa dimungkiri bahwa waktu adalah sumber daya paling mahal. Nah, kalau copy yang kamu buat bisa menunjukkan cara kerja lebih cepat atau praktis, maka di situ kamu bisa punya hook yang kuat. 

Contoh: “Pakai cara ini, kamu cuma butuh 10 menit dalam sehari untuk bisa punya feed Instagram yang tampilannya kayak brand besar.”

4. Tekankan Kemudahan dan Praktisnya Solusi

Di era yang serba mudah sekarang, orang itu cenderung males menjalani hidup yang ribet-ribet. Nah, angle yang menonjolkan betapa mudahnya menggunakan produk kamu, bisa bantu meyakinkan mereka untuk ambil keputusan cepat.

Kamu juga bisa menceritakan seberapa minim usaha yang dibutuhkan, atau membandingkan dengan cara lama yang lebih melelahkan.

Contoh: “Template ini bisa bantu kamu bikin banner promosi yang keren, meski tanpa desain skill sekalipun.”

5. Tunjukkan Cara Menghindari Masalah atau Rasa Tidak Nyaman

Selain menyasar kesenangan audiens, kamu juga bisa menunjukkan ke audiens tentang cara menghindari masalah atau rasa tidak nyaman. Menurut Jim Edwards, angle ini powerful karena rasa sakit atau stress seringkali lebih memicu tindakan.

Tapi, penting untuk kasih gambaran masalah nyata yang sering mereka alami. Setelah itu, posisikan produkmu sebagai “penawar rasa sakitnya.”

Contoh: “Stop kerja lembur tiap malam. Ini dia sistem kerja remote yang bikin tim tetap produktif tanpa micromanaging.”

6. Gali Keinginan Audiens untuk Hidup Lebih Nyaman

Kalau kamu punya produk yang bisa bantu audiens untuk hidup lebih nyaman, angle ini bisa kamu pakai. Bisa dalam bentuk kenyamanan fisik, emosional, atau waktu luang yang lebih berkualitas.

Contoh: “Bayangkan kamu kerja dari rumah, ditemani kopi, sambil income terus jalan dari bisnis digital kamu.”

7. Ajak Audiens Mendapatkan Pengakuan

Bagaimana pun kepribadian seseorang, sedikit banyak pasti membutuhkan pengakuan dan validasi. Bagi Jim Edwards, itu adalah kebutuhan dasar manusia. Maka, kalau produk kamu bisa bikin mereka terlihat hebat di mata orang lain, jadikan itu angle utama.

Contoh: “Begini cara bikin desain pitch deck yang bikin investor kamu manggut-manggut dan bilang: ‘Ini menarik!’”

9. Bangun Angle yang Menyentuh Hubungan Sosial

Di zaman yang apa-apa digital saat ini, orang makin membutuhkan sesuatu demi untuk mempererat hubungan. Nah, angle ini cocok jika produkmu membawa nuansa personal, emosional, atau yang bisa “menghubungkan” orang.

Contoh: “Mau surprise-in seseorang, tapi terkendala jarak? 5 barang ini bisa kamu pakai untuk bikin dia makin sayang”

10. Soroti Kesan Meningkatkan Status Sosial

Sekarang kebanyakan orang membutuhkan sesuatu yang bikin mereka terlihat keren, sukses, atau lebih “naik kelas.” Biasanya juga buat image mereka di media sosial. Kalau produk kamu fashion, lifestyle, atau profesional branding, angle seperti ini bisa kamu pakai. 

Contoh: “Jaket lokal tapi kualitas premium ini bisa bikin kamu tampil seperti bos muda.”

Tips yang Harus Dilakukan sebelum Memilih Angle Copywriting

Meski 10 cara menentukan angle copywriting tadi powerful, kamu juga nggak bisa asal pakai. Angle yang tepat juga tetap butuh persona audiens dan keterhubungannya dengan produk yang kamu jual.

Untuk itu, sebelum kamu pakai cara-cara di atas tadi, ini beberapa saran dari Crepanion yang perlu kamu lakukan duluan:

1. Kenali Audiens Kamu, Bukan cuma Umurnya

Sebelum nulis copy, pastiin kamu benar-benar paham siapa yang kamu ajak ngomong. Bukan cuma soal usia, profesi, atau demografi aja, tapi juga:

  • Apa yang mereka penginin?
  • Masalah apa yang sering mereka hadapi sehari-hari?
  • Bahasa seperti apa yang bikin mereka ngerasa “ini gue banget”?

Kenapa harus begitu? Karena setiap angle punya karakteristiknya masing-masing. Angle yang menarik buat ibu rumah tangga, pasti beda jauh dengan yang cocok buat anak kuliahan. Nah, tanpa pemahaman ini, copy kamu pasti dilewatin begitu aja sama audiens.

2. Pahami masalah Nyata, Bukan Sekadar Asumsi

Dalam memahami masalah target audiens kamu, jangan berangkat dari tebak-tebakan saja. Validasi hasil asumsi kamu itu dengan riset, misalnya:

  • Cek review brand kompetitor.
  • Lihat komentar di media sosial.
  • Interview atau survey pelanggan kamu langsung.

Semakin real masalahnya, maka semakin mudah kamu menentukan angle yang tepat.

3. Tentukan Goal Copy Kamu dari Awal

Copywriting punya beberapa tujuan. Maka dalam memilih angle, pastikan kamu udah tahu betul tujuan copy-nya apa. Apakah mau:

  • Meningkatkan awareness?
  • Mendorong klik ke landing page?
  • Ngejar konversi penjualan?

Apakah setiap goal butuh pendekatan yang berbeda-beda? Tentu. Jangan sampai kamu pakai angle “naikkan penghasilan” padahal goal-nya cuma ngenalin brand baru.

4. Cek Kesesuaian antara Produk dan Janji Angle

Jangan maksa pakai angle yang terdengar bombastis kalau produkmu nggak bisa menyanggupi. Ini bagian dari etika copywriting. Lagipula, audiens sekarang udah tahu mana yang jujur dan mana yang lebay.

Maka, pastikan janji dalam angle kamu:

  • Masuk akal,
  • Bisa dibuktikan,
  • Sesuai dengan fitur atau manfaat produk yang kamu tawarkan.

Semisal kamu menjanjikan bisa “hemat 10 juta per bulan”, kamu juga harus siap menunjukkan bagaimana caranya.

5. Lihat Posisi Brand Kamu di Mata Audiens

Tips yang kelima, kenali brand positioning kamu di mata audiens. Kira-kira brand-mu selama ini dikenal sebagai apa? Apakah premium? Ekonomis? Atau ramah pemula? Angle yang kamu pilih harus konsisten sama persepsi itu.

Sebagai contoh, kalau kamu brand fashion premium, jangan pakai angle “murah meriah”. Karena itu bisa merusak positioning yang udah kamu bangun. Intinya, jangan sampai angle yang kamu pakai justru menabrak jati diri brand kamu.

6. Jangan cuma Pilih Satu Angle, Uji Beberapa Sekaligus

Copywriting itu bukan seperti matematika, yang cuma punya satu jawaban. Seringkali, kamu perlu ngetes beberapa angle untuk melihat, kira-kira mana yang paling resonan. Terkait ini, kamu bisa gunakan A/B testing untuk eksperimen:

  • Headline dengan angle “menghemat waktu” vs “naik penghasilan”
  • Copy pendek vs storytelling

Hasil dari A/B testing ini nanti akan bermanfaat buat kamu mengoptimasi, bahkan mengembangkan angle-angle copywriting berikutnya.

Simpulan

Copywriting memang kelihatannya simpel, mudah dipraktikkan, dan potensial mendongkrak market share. Tapi jangan lupa, copywriting ini tetap berhubungan dengan manusia, yang penuh kompleksitas dan sewaktu-waktu perilakunya mengalami perubahan.

Seperti sekarang ini, di mana orang-orang setiap hari udah dibanjiri informasi, yang kemudian membuat intensi perhatian mereka semakin singkat. Makanya ketepatan dalam memilih angle copywriting itu diperlukan. 

Untuk mengingat kembali pembahasan kita tadi, berikut Crepanion ringkas poin-poin pentingnya: 

  • Angle dalam copywriting adalah penentu arah cerita dan bagaimana audiens akan “menerima” isi pesanmu
  • Lima alasan angle copywriting sangat penting: bikin orang berhenti scroll, fondasi dalam menyusun headline, membantu menentukan tone of voice, menambahkan kesan emosional, dan terhindari dari copy yang generik
  • 10 cara menentukan angle copywriting: fokus pada keinginan audiens untuk menghemat waktu, biaya, usaha, menghindari rasa sakit, hidup nyaman, capai hasil maksimal, mendapat validasi, merasa dicintai, dan meningkatkan status sosial
  • Tips yang perlu dilakukan: Kenali audiens, pahami masalah riilnya, tentukan goal copy, sesuaikan produk & janji angle, lihat brand positioning, dan gunakan A/B testing

Tapi kalau kamu masih belum bisa bikin copywriting konten yang engaging, entah karena keterbatasan tim atau waktu, kamu bisa kerjain semua tips-tips tadi bareng Crepanion. Kebetulan, Crepanion bisa bantu brand-mu lewat social media management untuk Instagram dan TikTok.

Dengan Social Media Management dari Crepanion, kamu nanti nggak hanya bisa dapetin copywriting yang powerful, tapi juga foto, video, dan desain yang pas dengan audiens dan brand identity kamu. 

Tugas kamu cuma cerita sama kami apa kebutuhannya, dan memantau bagaimana kontennya kami urus. Tenang, nggak cuma bikinin konten yang menarik kok. Kami juga akan kirimkan laporan bulanan untuk memantau performa, sehingga bisnis kamu bisa lebih berkembang.

Gimana? Tertarik kerja bareng atau mau konsultasi dulu? Langsung aja klik ikon WhatsApp di pojok kanan bawah, ya!