#StressLessEarnMore

Bersaing di Live Commerce? Ini Strategi Live Shopping yang Bikin Brand Unggul

Strategi Live Shoppinf
Strategi Live Shoppinf
cara bersaing di e commerce dengan live shopping

Buat brand yang sampai sekarang masih pakai strategi live shopping, Crepanion kali ini bawa kabar buruk dan baik sekaligus. Kabar buruknya, arena live commerce saat ini nggak bisa dimenangkan cuma lewat diskon-diskonan aja. Beneran. Kamu butuh strategi tertentu, yang melampaui sekadar jualan.

Lalu untuk kabar baiknya, peluang strategi live shopping lagi gede banget. Survei Katadata Insight Center (KIC) mencatat, 98% konsumen kini lebih suka belanja via live shopping karena tampilannya mudah, interaktif, dan jelas. Bahkan, 99% tertarik sama promo khusus, dan 97% lebih suka kalau host-nya ramah.

So, kalau selama ini live-mu cuma sekadar pajang produk, kini saatnya upgrade strategi live shopping-mu. Di artikel ini, kita bakal kupas secara tuntas, soal langkah konkret biar sesi live kamu nggak cuma ramai penonton, tapi juga bikin audiens betah, engaged, dan loyal. Penasaran? Yuk, scroll sampai bawah!

Apa yang Dimaksud Live Shopping?

Kita perlu sepakati dulu definisi live shopping. Karena bisa jadi apa yang kamu pahami berbeda dengan Crepanion. Mengutip artikel dari Cai, Zhang, & Zhao (2021), live shopping adalah siaran langsung + interaksi real-time, di mana penonton bisa lihat detail produk, tanya-tanya, dan checkout tanpa harus pindah tab.

Bedanya sama e-commerce biasa, strategi live shopping punya vibe yang lebih hidup. Host—entah itu KOL, brand owner, atau siapa pun yang karismanya nyala—nggak cuma mempresentasikan produk. Tapi juga membangun kedekatan emosional. 

Kalau dibungkus dengan konten yang asik, interaksi dua arah, plus promo eksklusif yang cuma ada di momen itu, live shopping bisa jadi senjata paling efektif buat boosting penjualan sekaligus bikin brand kamu relevan di kepala audiens. Jadi, definisinya memang simpel, tapi cara mainnya cukup kompleks.

Kesalahan Umum Brand saat Live Shopping

Kalau tadi kita udah bahas apa itu live shopping, sekarang waktunya bahas sisi lainnya. Karena meskipun peluangnya besar, nggak sedikit brand yang justru kepleset gara-gara salah eksekusi. Biar nggak ikut-ikutan jatuh di lubang yang sama, mending kita kulik kesalahan yang sering banget kejadian di lapangan.

1. Terlalu Fokus Jualan, Minim Interaksi

Banyak brand yang treat strategi live shopping-nya kayak katalog berjalan. Host ngomong produk, sebut harga, tutup sesi. Padahal, audiens live itu datang buat interaksi, bukan cuma nonton. Cai, Zhang, & Zhao (2021) juga menegaskan interaksi real-time justru jadi pemicu utama kepercayaan dan keputusan beli yang cepat.

2. Host Nggak Paham atau Kurang Karisma

Host yang kurang menguasai produk atau tampil tanpa energi bikin penonton cepat kehilangan minat. Sesi live itu butuh figur yang bisa bikin audiens betah, paham detail produk, dan siap jawab pertanyaan dengan percaya diri. Karisma + product knowledge adalah paket wajib.

3. Setting Visual yang Nggak Nyaman Dilihat

Background terlalu ramai, pencahayaan buruk, atau penempatan produk yang nggak jelas bikin pengalaman nonton jadi melelahkan. Studi Cai, Zhang, & Zhao (2021) menunjukkan, set yang bersih dan fokus pada produk bikin audiens lebih mudah mengingat dan percaya pada brand.

4. Promo Berlebihan yang Menggerus Brand Value

Ngasih diskon memang bisa bikin lonjakan pembelian, tapi kalau setiap strategi live shopping isinya promo besar-besaran, audiens jadi terbiasa nunggu diskon. Akibatnya, nilai brand turun dan pembelian tanpa promo jadi seret. So, promo harus dibarengi storytelling dan positioning yang tepat.

5. Durasi Live Panjang Tanpa Alur yang Jelas

Live shopping yang ngalor-ngidul tanpa struktur bikin penonton cepat bosan. Dalam penelitian Cai, Zhang, & Zhao (2021) terhadap Li Jiaqi’s Studio, setiap produk punya alur rapi: perkenalan, demo, interaksi, lalu call-to-action. Dengan struktur seperti ini, audiens jadi tahu kapan harus stay, kapan waktunya beli.

Rahasia Strategi Live Shopping yang Efektif

Setelah tahu kesalahan yang bikin brand gagal di live shopping, sekarang waktunya kita bahas rahasia strategi live shopping yang efektif. 

Crepanion nemu salah satu penelitian yang oke banget buat dijadikan rujukan, yaitu dari (Chen & Yang, 2022), dengan judul Examining the Key Factors that Drives Live Stream Shopping Behavior.

1. Pahami Audiens Sebelum Live Dimulai

Sebelum nyalain kamera, riset siapa yang bakal nonton. Data dari penelitian (Chen & Yang, 2022) menunjukkan, personalisasi konten live shopping yang sesuai preferensi audiens bisa tingkatin engagement dan conversion rate secara signifikan.

  • Analisis data pembelian sebelumnya
  • Pahami demografi & minat penonton
  • Siapkan konten yang nyambung sama kebutuhan mereka

2. Bangun Interaksi Dua Arah yang Otentik

Strategi live shopping itu bukan monolog. Ajak audiens untuk ikut ngobrol, tanya pendapat mereka, atau bahkan libatkan mereka dalam demo produk. Studi juga menekankan, interaksi yang autentik bisa memicu pembelian impulsif karena audiens merasa dilibatkan secara emosional.

3. Gunakan Host yang Punya Kredibilitas & Karisma

Menurut Chen & Yang (2022), kredibilitas host adalah faktor kunci dalam membangun trust audiens. Host yang karismatik dan menguasai produk akan membuat sesi live lebih engaging, informatif, dan meyakinkan.

4.Visual yang Clean dan Menarik

Pencahayaan, background, dan angle kamera harus mendukung fokus ke produk.

  • Gunakan lighting yang cukup terang
  • Pilih latar belakang yang minim distraksi
  • Pastikan produk terlihat jelas dari berbagai sudut

5. Buat Struktur Live yang Jelas

Tanpa alur yang rapi, penonton bisa cepat bosan. Kamu bisa terapkan strategi live shopping dengan format seperti:

  • Opening: sapa audiens + teaser promo
  • Product demo: jelasin fitur & manfaat
  • Interaksi: jawab pertanyaan atau tantangan seru
  • Call-to-action: dorong pembelian dengan urgensi

6. Optimalkan dengan Data dan Feedback

Setelah live selesai, jangan cuma lihat angka viewers. Analisis metrik seperti durasi tonton, interaksi, dan konversi untuk perbaikan sesi berikutnya. Data ini adalah bahan bakar strategi live shopping yang terus berkembang.

Sampai sini, kamu udah punya bekal strategi live shopping yang bisa langsung dieksekusi. Tapi kalau pengen semua berjalan rapi tanpa trial-and-error yang buang waktu dan tenaga, ada cara yang jauh lebih praktis.

7. Crepanion Bisa Bantu Strategi Live Shopping Kamu

Yups, Crepa bisa jadi partner strategis live shopping kamu. Mulai dari konsep, scripting, sampai eksekusi visual dan host, semuanya kami siapkan biar live kamu nggak cuma keren di layar, tapi juga berdampak di penjualan.

Tim Crepa udah terbiasa main di arena live commerce. Jadi kalau kamu mau sesi live shopping yang fun, profesional, dan hasilnya nyata, tinggal klik ikon WhatsApp di pojok kanan bawah, dan kita ngobrol langsung. Oke?

Platform Matters: Pilih Channel yang Sesuai Target Audiens

Belum selesai sampai di situ. Crepanity perlu ingat, kalau tiap platform itu punya karakter audiens, fitur, dan ekosistem yang beda-beda. Jadi, jangan cuma ikut tren, pastikan channel yang kamu pakai nyambung sama target pasar brand kamu. Berikut Crepanion uraikan masing-masing perbedaannya:

1. Instagram Live: Visual Storytelling untuk Audiens Lifestyle

Kalau produk kamu main di fashion, beauty, atau F&B, Instagram Live bisa jadi arena yang tepat. Fitur kolaborasi bareng KOL dan kemudahan integrasi ke feed bikin konten kamu punya umur panjang dan bisa di-replay audiens.

2. TikTok Live: Short-Form Power dengan Algoritma Agresif

TikTok Live punya keunggulan algoritma yang cepat mendorong konten ke pengguna baru, bahkan kalau mereka belum follow akun kamu. Cocok untuk brand yang mau penetrasi pasar Gen Z dan milenial dengan pendekatan cepat dan fun.

3. Shopee Live & Tokopedia Play: Langsung Nyambung ke Transaksi

Kalau fokus kamu adalah konversi instan, platform e-commerce kayak Shopee Live atau Tokopedia Play jadi pilihan untuk strategi live shopping kamu. Karena audiens sudah ada di mode belanja, jadi jarak dari “lihat produk” ke “checkout” super pendek.

4. YouTube Live: Edukasi & Event Berdurasi Panjang

Untuk produk yang butuh penjelasan mendalam atau demo teknis, YouTube Live jadi pilihan. Audiens platform ini lebih siap meluangkan waktu dan fokus pada konten berdurasi panjang, cocok kalau strategi live shopping kamu mau untuk membangun kredibilitas brand.

5. Multi-Platform Approach: Maksimalkan Reach, Tes Efektivitas

Kalau resource memungkinkan, jalankan strategi live shopping di beberapa platform sekaligus. Ini bisa memperluas jangkauan sekaligus jadi eksperimen buat tahu channel mana yang punya konversi terbaik untuk brand kamu.

Simpulan

Nah, sekarang udah kebayang kan kalau live shopping itu nggak cuma soal nyalain kamera dan jualan produk? Tapi ingat, strategi sehebat apapun nggak akan ngasih efek kalau cuma berhenti di artikel ini tanpa kamu eksekusi di lapangan. Jadi, yuk mulai terapkan strategi live shopping yang udah kita bahas biar sesi live kamu bukan cuma seru di view, tapi juga mantep di cuan.

Biar nggak lupa, ini poin penting yang udah kita kulik:

  • Live shopping adalah kombinasi siaran langsung dan interaksi real-time yang bisa bangun engagement dan dorong konversi.
  • Kesalahan umum brand termasuk minim interaksi, host kurang karisma, visual berantakan, promo berlebihan, dan durasi tanpa alur.
  • Strategi efektif meliputi riset audiens, interaksi otentik, host kredibel, visual clean, alur rapi, optimasi data, dan kolaborasi bareng Crepa kalau mau hasil cepat dan maksimal.
  • Pilihan platform harus disesuaikan dengan target pasar, mulai dari Instagram, TikTok, Shopee/Tokopedia, YouTube, hingga multi-platform approach.