

Crepanity, pernah nggak kamu ngerasa semangat kerja tuh datangnya musiman? Maksudnya, hari ini kamu semangat 45, kerjaan kelar tepat waktu, tapi entah kenapa besoknya malah ogah-ogahan. Kalau pernah, ayo deh ikut Crepanion membahas seputar The Seinfeld Strategy.
The Seinfeld Strategy ini erat kaitannya sama problem inkonsistensi dalam bekerja. Dan ini bukan masalah sepele. Kalau nggak percaya, coba aja lihat laporan dari Gallup.
Di situ, Gallup melaporkan kalau keterlibatan karyawan di seluruh dunia turun dari 23% jadi 21% dalam setahun terakhir. Dampaknya, ekonomi global jadi rugi sekitar $438 miliar. Gila, kan? That’s why finding a productive way of working is a must.
“Lalu gimana cara nerapin the Seinfeld Strategy?”
Di artikel ini kita bakal bahas The Seinfeld Strategy dari A sampai Z, mulai dari apa itu strateginya, gimana cara makainya, sampai tips biar kamu nggak nyerah di tengah jalan.
Apa itu The Seinfeld Strategy?
Jadi, The Seinfeld Strategy ini terinspirasi dari komedian Jerry Seinfeld yang punya satu prinsip cukup simpel: “Don’t break the chain.” Intinya, kalau kamu mau konsisten, lakukan satu hal setiap hari. Tanpa skip, tanpa excuse.
Strategi produktif ini bukan ciptaan Jerry Seinfled. Melansir eltas.de, awal mulanya karena dulu ada seorang komedian muda pernah tanya ke Seinfeld, tentang gimana caranya bisa terus produktif dan nulis setiap hari. Seinfeld katanya jawab:
“The way to be a better comic is to create better jokes. And the way to create better jokes is to write every day. Don’t break the chain.”
Nah, dari situ muncullah ide strategi “Don’t break the chain”, yang sekarang dikenal sebagai The Seinfeld Strategy. Strategi ini dipopulerkan oleh banyak penulis dan produktivitas nerds di luar sana (salah satunya James Clear, penulis buku Atomic Habits).
Cara Menerapkan The Seinfeld Strategy di Dunia Kerja
Oke, sekarang masuk ke bagian paling penting: gimana cara mulai pakai the seinfeld strategy ini di kerjaan sehari-hari?
Kalau mengutip Sora Strategies, caranya nggak ribet, kok. Cuma butuh komitmen kecil yang konsisten. Mari kita kupas:
1. Tentuin Satu Aktivitas yang Kamu Mau Konsisten
Pertama, mulailah dari hal kecil tapi berdampak. Kalau kamu pekerja di agency, mungkin kamu bisa lakuin: follow-up klien, nulis konten, atau benerin revisian dari atasan. Kuncinya cuma satu: pilih satu dulu, jangan rakus.
2. Buat Aturan yang Jelas dan Realistis
Dalam menentukan aktivitas yang mau kamu lakuin secara konsisten, barengi juga dengan aturan yang jelas dan realistis. Contoh: “Tiap hari minimal 10 menit nulis ide konten.” Jangan bikin target yang terlalu idealis. Karena kalau kepatok terlalu tinggi, kamu nanti bakal gampang nyerah.
3. Siapkan Kalender, Fisik atau Digital, Bebas
Lalu, siapkan kalender. Mau kamu pakai kalender dinding, planner, atau bahkan Google Calendar, bebas. Yang penting kalender. Nah, setiap kali kamu berhasil ngerjain aktivitas itu, tandai dengan huruf “X” besar. Ini jangan skip pokoknya.
4. Fokus Bikin Rantai, Bukan ke Hasil Besar
Selama melakukan strategi ini, kamu perlu betul-betul tanamkan dalam benak “jangan putus rantainya”. Progress-nya nggak harus sempurna, yang penting kamu muncul dan lakuin. Lama-lama hasilnya nanti bakal ngikutin, kok.
5. Evaluasi Tiap Minggu, Bukan Tiap Hari
Setelah seminggu lewat kamu melakukan aktivitas pilihanmu, coba lihat progress-nya. Ada yang bolong nggak? Kalau ada, no problem. Yang penting kamu tau kenapa bisa bolong, dan gimana biar minggu depan bisa lebih stabil.
Manfaat Menerapkan The Seinfeld Strategy
Sampai sini kamu mungkin mikir, “Emangnya apa aja manfaat nerapin the seinfeld strategy?”
Sip, fair question. Kalau kamu kerja di perusahaan besar, atau lingkungan yang high-paced dan penuh distraksi, strategi produktif ini udah jelas cocok buat kamu. Masih mengutip Sora Strategies, berikut penjelasannya:
1. Bikin Habit Terbentuk Tanpa Overthinking
Manfaat pertama, kalau kamu nerapin the seinfeld strategy, kamu nggak perlu motivasi tinggi tiap hari. Kamu cukup muncul dan kerjain satu hal kecil. Caranya memang low-effort, tapi cukup works untuk konsisten bangun kebiasaan yang tahan lama.
2. Ada Visual Trigger yang Ngasih Boost Mental
Kalau kamu sudah mulai mulai nerapin Seinfeld Strategy, maka percaya sama Crepanion, kamu nantinya ketika lihat rangkaian silang di kalender pasti ngerasa satisfying banget. Dan lama-lama, muncul rasa sayang kalau mau putus rangkaian itu.
Lho jangan salah, meski sekadar visual, tapi ini bisa jadi bensin alami buat kamu konsisten bekerja.
3. Nggak Bikin Stress, Malah Bikin Lega
Lalu yang ketiga, karena fokusnya bukan hasil akhir, tapi proses harian. Kamu jadi nggak merasa gagal atau bahkan stres, cuma karena progresnya belum besar. Prinsip Seinfeld Strategy tuh yang penting kamu jalan terus.
4. Bantuu Kamu Tracking Growth secara Real
Kemudian yang terakhir, kalender kamu nanti jadi semacam “habit tracker analog”. Karena dari situ kamu bisa lihat pattern produktivitas; kapan kamu sering bolong, dan bisa evaluasi ritmemu sendiri. Jadi growth-nya nanti kelihat riil.
Tantangan dan Tips Menghadapinya
Meski the seinfeld strategy ini kelihatannya powerful dan low-effort, tetap saja punya tantangannya tersendiri, sebagaimana metode-metode produktif yang lain. Ada yang cocok buat orang A, tapi nggak cocok buat orang B.
Maka, sebelum kamu menerapkannya, Crepanion kasih disclaimer sekaligus tips berdasarkan usabizgrowth.com:
1. Terlalu Kaku, kalau Nggak Cocok, Bikin Burnout
Kamu tahu sendiri, strategi ini menuntut konsistensi setiap hari. Nah, bagi sebagian orang, ini bisa jadi terasa kaku. Ujung-ujungnya malah bisa bikin stres dan burnout nanti, apalagi saat hari-hari sibuk atau mood turun.
Tips:
- Terapkan prinsip daily-ish; lakukan sebagian besar hari, tapi beri ruang untuk fleksibilitas.
- Fokus pada konsistensi jangka panjang daripada kesempurnaan harian.
2. Kamu Bisa Kehilangan Motivasi
Hampir sama seperti tantangan pertama. Ketika kamu nerapin strategi ini, nanti akan ada hari-hari di mana semangat kamu turun, dan muncul godaan untuk melewatkan tugas harian,
Tips:
- Ingat, tujuan utama adalah membangun kebiasaan, bukan hasil sempurna setiap hari.
- Lakukan versi minimal dari tugasmu untuk menjaga rantai tetap berjalan.
3. Merasa Aktivitas Terasa Monoton
Salah satu efek kamu menerapkan the seinfeld strategy ini kamu akan akan merasa aktivitasmu monoton. Karena ya, kamu memang dituntut melakukan tugas yang sama setiap hari.
Tips:
- Variasikan pendekatanmu terhadap tugas tersebut.
- Misalnya, jika menulis, coba ganti topik atau gaya penulisan setiap beberapa hari
4. Rasa Bersalah saat Terlewat
Kalau udah terbiasa, kamu nanti ketika melewatkan satu hari saja untuk tidak melakukan aktivitas yang kamu pilih, itu bisa menimbulkan rasa bersalah. Itu benar-benar terasa mengganggu.
Tips:
- Jangan terlalu keras pada diri sendiri.
- Fokus untuk kembali ke jalur esok harinya dan jangan biarkan satu kesalahan menghentikan seluruh progresmu.
Simpulan
Gimana? Udah kebayang dan mau langsung praktekin? Gas aja. Tapi ingat, the seinfeld strategy ini sama seperti metode-metode produktif lainnya. Bisa cocok tergantung sama workload dan karakter seseorang. Jadi, kamu sesuaikan kehidupan kamu sendiri ya.
Untuk mengingat kembali, berikut poin-poin penting yang sudah kita bahas tadi:
- Apa itu The Seinfeld Strategy: Sebuah pendekatan berbasis kebiasaan harian, terinspirasi dari prinsip “Don’t break the chain” milik Jerry Seinfeld.
- Manfaatnya: Bantu bangun habit, jaga motivasi lewat visual, turunkan stres, dan kasih tracking real terhadap progres kerja kamu.
- Cara menerapkannya: Tentuin satu aktivitas, pakai kalender, fokus nyambungin rantai, buat aturan realistis, dan evaluasi mingguan.
- Tantangan yang mungkin muncul: Burnout karena terlalu kaku, kehilangan motivasi, distraksi, rasa bosan, sampai rasa bersalah saat bolong.
- Tips menghadapinya: Terapkan prinsip daily-ish, buat aturan minimal, kasih variasi, evaluasi mingguan, dan jangan pernah bolong dua hari berturut-turut.
Kalau brand atau bisnismu butuh teman agensi digital marketing, sini sama Crepanion aja. Kami bisa bantu kamu di bidang crowdsourcing, social media activation, hingga manage services seperti pembuatan website dan pelatihan tim internal.
Sama Crepanion, kamu nggak cuma dibantu eksekusi kampanye yang keren, tapi juga jadi sebenar-benarnya partner bisnis. Karena Crepanion berprinsip:
Dalam ngerjain setiap proyek, kami selalu berusaha menganggap brand itu milik kami sendiri (ownership). Kami juga selalu berusaha adaptif sama kebutuhan pasar dan klien (agile). Dan yang paling penting, kami selalu mempertimbangkan risiko di setiap proses pengerjaan (risk based thinking).
Jadi gimana? Udah siap scale-up bisnismu bareng Crepanion? Hubungi dengan cara klik ikon WhatsApp di pojok kanan bawah ya!