

Sebagai pembuka, Crepanity pasti udah tau kan, yang namanya influencer marketing? Pasti udah dong. Tapi kalau soal KOL dan KOC, udah tau belum? Itu termasuk satu cluster lho, sama influencer marketing. Tapi kalau belum, gapapa, gak dosa juga kok. Kita pelajari sama-sama sekarang.
Fyi, KOL dan KOC ini udah lama muncul, Crepanity. Keduanya punya peran yang berbeda. Ya meskipun udah lama muncul, kadang masih banyak orang yang salah paham. Dan kesalahpahaman itu gak main-main. Campaign yang dijalankan bisa-bisa zonk dan bikin boncos karena salah langkah dari awal.
Makanya, penting banget buat kenalan lebih dalam sama dua strategi ini. Kita nanti bakal bahas lengkap soal apa itu KOL dan KOC, apa aja yang bikin mereka beda, kapan waktu terbaik buat pakainya, hingga strategi kombinasiin keduanya. So, pasang posisi ternyaman, dan bac artikelnya sampai habis.
Apa Arti KOL dan KOC?
Kalau ngomongin KOL dan KOC, kita nggak bisa cuma ngelihat jumlah followers doang. Karena keduanya bukan cuma soal siapa yang paling viral, tapi siapa yang paling didengerin dan dipercaya waktu orang mau ambil keputusan beli. So, apa itu KOL dan KOC?
Menurut GetSocial (2020), KOL alias Key Opinion Leader adalah sosok yang expert di bidang tertentu. Mereka punya kredibilitas yang bikin opini mereka dianggap valid. Kayak dokter, reviewer teknologi, sampai beauty creator yang emang ngerti banget isi kandungannya.
Sementara KOC atau Key Opinion Consumer, itu lebih kayak “temen seperjuangan” versi digital. Yah masih konsumen biasa, tapi karena review-nya jujur dan relatable, mereka jadi punya pengaruh kuat buat ngarahin keputusan beli audiens sekitarnya.
Jadi, meskipun KOL dan KOC sama-sama bisa memengaruhi keputusan beli, pendekatannya jelas jauh beda. Dan inilah alasan kenapa kamu harus ngerti betul cara kerja keduanya, biar strategi marketing kamu nggak zonk, nggak bikin boncos.
Karakteristik KOL vs. KOC yang Harus Kamu Tahu
Nah, sekarang kamu udah dapet gambaran dasar soal siapa itu KOL dan KOC. Tapi biar kamu nggak sekadar kenal, penting juga buat ngerti karakteristik unik masing-masing. Karena beda pendekatan, ya beda pula cara mainnya. Sebagai gambaran, kamu bisa cermati dulu visual di bawah.

Gimana? Kalau mau lebih spesifik dan konkret lagi, lanju scroll sampai bawah:
KOL (Key Opinion Leader):
- Expert di bidangnya. Menurut GetSocial (2020), KOL punya pengetahuan mendalam yang bikin mereka dipercaya sebagai sumber opini. Bisa dokter, reviewer teknologi, atau beauty guru.
- Audiensnya spesifik. Mereka nggak sembarangan teriak ke semua orang. KOL biasanya punya niche yang jelas, kayak skincare enthusiast, pecinta tech, atau komunitas medis.
- Nggak selalu viral di sosmed. KOL nggak harus punya jutaan followers. Bahkan banyak dari mereka nggak hidup dari sosial media, tapi justru dari profesi mereka.
- Fokus ke kredibilitas & penjualan. Brand pakai KOL bukan cuma buat rame-ramean, tapi karena pengaruh mereka kuat buat dorong keputusan beli.
KOC (Key Opinion Consumer):
- Real & relatable. KOC itu konsumen biasa, tapi punya kredibilitas karena pengalamannya jujur. Mereka bukan seleb, tapi opini mereka didengar karena ngerasa “se-level.”
- Followers-nya kecil, tapi engaged. Biasanya KOC punya circle terbatas, bisa 500 sampai 2.000 followers, tapi interaksinya tinggi banget dan trust-nya gede.
- Review organik dan nggak scripted. KOC biasanya posting karena genuine experience, bukan semata endorsement. Inilah yang bikin mereka lebih dipercaya.
- Efektif di ‘Dark Social’. Masih menurut GetSocial (2020), KOC kuat banget di platform kayak WhatsApp atau chat pribadi, tempat di mana rekomendasi justru lebih natural dan impactful.
Jadi, sebelum kamu asal sebar produk ke “influencer”, coba cek lagi: kamu butuh trust builder kayak KOL, atau butuh booster konversi dari KOC? Atau malah dua-duanya?
Kapan Harus Pakai KOL dan KOC?
Sekarang kamu udah tahu bedanya, saatnya bahas bagian yang paling krusial: kapan harus pakai KOL atau KOC? Karena percuma kan, punya influencer keren kalau nggak match sama goal campaign kamu.
Berikut ini Crepanion kasih panduan simpelnya:
1. Gunakan KOL saat Kamu Butuh Kredibilitas Tinggi
Menurut GetSocial (2020), KOL itu paling pas buat produk yang butuh validasi ahli. Misalnya produk kesehatan, skincare dengan formula kompleks, atau alat elektronik yang teknikal banget. Intinya, orang harus yakin sebelum beli.
Contoh situasi:
- Launch produk baru yang masih asing di pasar
- Bikin brand kelihatan expert di satu bidang
- Campaign yang targetnya decision-maker (kayak orang tua, profesional, dll)
2. Gunakan KOC saat Kamu Butuh Review Jujur dan Efek Word of Mouth
Masih dari GetSocial (2020), KOC itu efektif banget buat ningkatin trust dari sisi horizontal, alias sesama konsumen. Mereka relate, nggak scripted, dan audiensnya engaged banget karena ngerasa “ini real, bukan settingan”.
Contoh situasi:
- Produk F&B, fashion, lifestyle, atau barang sehari-hari
- Campaign lokal yang targetnya komunitas kecil
- Momen promosi yang butuh testimoni banyak tapi tetap autentik
3. Gunakan Kombinasi KOL dan KOC saat Pengen Hasil Maksimal di Semua Funnel
Dalam banyak kasus, gabungan KOL dan KOC bisa jadi formula ampuh. KOL bantu bangun awareness dan trust di level atas, sementara KOC mendorong aksi nyata lewat review yang lebih dekat dan relatable. Kombinasi ini bikin campaign kamu nggak cuma rame di depan, tapi juga sustain sampai akhir.
Strategi KOL x KOC yang Powerful
Setelah tahu kapan harus pakai KOL atau KOC secara terpisah, sekarang waktunya Crepanity untuk tau gimana cara gabungin keduanya. Karena kalau dikombinasi dengan tepat, efeknya bisa jauh lebih dahsyat daripada sekadar pakai satu doang.
Berikut beberapa pendekatan yang bisa kamu pertimbangkan:
1. Bangun Kredibilitas dari Atas, Validasi dari Bawah
Menurut Xiong et al. (2021), kredibilitas dan reputasi dari KOL bisa jadi trigger awal yang memengaruhi purchase intention. Tapi, keputusan akhir seringkali dimantapkan lewat testimoni real dari konsumen lain.
Makanya, cara paling aman adalah pakai KOL buat buka jalan, dan KOC buat memperkuat trust di level bawah.
2. Mainkan Urutan Konten Berdasarkan Journey Audiens
Berdasarkan teori two-step flow of communication Katz, 1957, dikutip dalam Xiong et al., 2021), audiens seringkali membentuk opini dari tokoh kunci dulu sebelum share atau mengambil tindakan.
Jadi, kamu bisa rancang konten dari KOL sebagai lead magnet, misalnya edukasi produk. Lalu lanjutkan dengan user-generated content dari KOC buat dorong pembelian atau share.
3. Kombinasikan Kanal Besar & Dark Social secara Paralel
GetSocial (2020) mencatat, KOL cocok banget untuk campaign yang butuh exposure besar dan narasi profesional. Tapi jangan lupakan kekuatan KOC yang lebih organik di dark social kayak WhatsApp atau komunitas tertutup. Kombinasi dua kanal ini bisa bantu campaign kamu jalan di permukaan sekaligus di bawah radar.
4. Gunakan Momen Trigger buat Nyambungiin Keduanya
Misalnya, setelah KOL mengedukasi soal keunggulan produk lewat video YouTube atau Instagram, kamu bisa masukkan testimoni KOC sebagai konten susulan di komentar, reply story, atau bahkan di thread komunitas. Ini bikin campaign kamu nggak cuma tampil rapi, tapi juga kerasa natural dan trustworthy.
5. Kamu Bisa Kerja Bareng Crepanion
Kalau kamu pengin campaign yang nggak cuma keren secara visual tapi juga tepat sasaran secara strategis, Crepanion bisa bantu connect kamu dengan KOL dan KOC yang relevan. Mulai dari riset, matchmaking, sampai eksekusi kontennya, semua udah kami siapkan.
Klik ikon WhatsApp di pojok kanan bawah, dan kita bisa ngobrolin kebutuhan brand kamu lebih lanjut!
Simpulan
Itulah pembahasan lengkap tentang KOL dan KOC, dua tokoh utama di balik banyak campaign yang sukses bikin audiens nggak cuma aware, tapi juga mau ambil aksi. Di balik strategi influencer marketing yang impactful, ternyata ada peran KOL dan KOC yang nggak bisa dipukul rata.
Sebelum kamu close tab ini dan lanjut ngulik konten lain, yuk kita recap dulu poin penting yang wajib kamu catat:
- KOL adalah sosok expert yang bantu bangun kredibilitas brand, cocok buat edukasi dan dorong trust audiens.
- KOC adalah konsumen biasa yang relate, jujur, dan powerful banget di fase consideration & conversion.
- Strategi kombinasi KOL dan KOC bisa bantu campaign kamu jalan di semua level funnel, dari awareness sampai ke checkout.
- Reputasi, trustworthiness, dan perceived usefulness adalah faktor utama yang bikin keduanya efektif