#StressLessEarnMore

Strategi Efektif Melakukan Analisis Kompetitor, Lengkap dengan Contohnya

Cara Jitu dan Contoh Menganalisis Kompetitor
Cara Jitu dan Contoh Menganalisis Kompetitor

Pernah nggak, merasa produk terus dikembangkan, pricing disesuaikan, campaign jalan terus, tapi market share tetap mentok di situ-situ aja? Bahkan, kompetitor malah makin agresif, seolah tahu persis celah kita. Kalau pernah, berarti kamu udah saatnya serius dalam analisis kompetitor.

Analisis kompetitor ini sebenarnya bukan perkara susah. Sekarang akses data makin terbuka, tools juga makin banyak, dan strategi kompetitor pun kadang bisa ditebak. Tapi sekalipun mudah, bukan berarti bisa asal. Sebab kalau asal-asalan, tentu malah bisa bikin kita ambil keputusan yang salah.

Makanya, di artikel ini, kita bakal bahas strategi analisis kompetitor yang efektif. Lengkap dengan contoh-contohnya. Tujuannya simpel: biar bisa kamu ambil keputusan marketing yang lebih presisi, dan pastinya, bikin brand kamu jadi selangkah lebih unggul dari yang lain.

6 Hal Utama yang Perlu Diperhatikan sebelum Analisis Kompetitor

Sebelum mulai analisis kompetitor, ada enam hal utama yang perlu kamu tahu diperhatikan. Biar hasil analisisnya nanti nggak setengah-setengah, dan bisa kasih insight yang beneran berguna buat strategi bisnismu. Yuk, kita bahas satu per satu:

1. Features

Pertama, cek dulu fitur produk kompetitor. Fitur ini bisa kasih gambaran jelas tentang nilai tambah yang mereka tawarkan ke market. Lihat apa aja keunggulan produk mereka, mana fitur yang jadi andalan, dan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan customer lewat fitur-fitur itu.

Kalau kamu jeli, dari sini kamu bisa nemuin celah untuk pengembangan produkmu sendiri. Misal, ada fitur yang sering dikeluhkan? Itu kesempatan buat kamu datang dengan solusi yang lebih baik dan lebih relevan buat market.

2. Pricing

Harga itu sensitif, tapi juga powerful. Maka, sebelum masuk ke persaingan, kamu perlu tau gimana kompetitor pasang harga: apakah mereka main di low-cost, middle market, atau premium? Dan, apa value yang mereka tawarkan di balik angka itu?

Dari situ, kamu bisa evaluasi, apakah harga produkmu udah kompetitif? Atau malah perlu repositioning? Ingat, perang harga itu melelahkan. Fokusnya bukan sekadar lebih murah, tapi lebih masuk akal di mata customer.

3. Marketing

Marketing itu bukan soal siapa yang gencar, tapi siapa yang bisa nyambung lebih baik dengan audience. Coba perhatikan, lewat channel apa kompetitor ngomong ke market? Gaya komunikasinya gimana? Mereka fokus di digital ads, content marketing, atau community building?

Dari sini, kamu bisa belajar pendekatan mana yang paling cocok untuk audience serupa. Atau bahkan, kamu bisa nemuin ruang kosong yang belum banyak dieksplor sama kompetitor.

4. Unique Selling Point (USP)

Apa sih yang bikin kompetitor beda dari yang lain? Itulah unique selling point mereka, atau yang biasa USP kompetitor. Kamu perlu memahami apa value unik yang mereka tawarkan, kenapa customer akhirnya milih mereka, dan bukan brand lain.

Kalau udah tau USP mereka, kamu bisa susun positioning produkmu lebih kuat. Apakah harus melawan head-to-head, atau malah ambil jalur berbeda yang lebih segar dan menarik perhatian?

5. Strength & Weakness

Harap diingat, setiap kompetitor kamu itu pasti punya kelebihan dan kekurangan. Nah, dalam analisis kompetitor, tugas kamu adalah mengenali dua-duanya. Apa yang mereka kuasai banget? Dan di mana mereka sering gagal atau dikritik?

Dengan pemetaan ini, kamu bisa lebih mudah untuk set strategi yang lebih pintar. Main di kekuatanmu sendiri, sambil manfaatin kelemahan kompetitor buat ngebuka peluang baru di market. 

6. Review Customer

Review dari customer itu harta karun. Dari komentar, rating, sampai testimoni, semua bisa kasih insight real tentang performa produk kompetitor di mata market.

Tugas kamu, lihat pola-pola di review mereka. Apa yang sering dipuji? Apa yang sering dikeluhkan? Dari situ, kamu bisa dapet ide pengembangan produk dan juga tau cara mengatur ekspektasi customer supaya lebih baik.

Langkah-langkah dalam Melakukan Analisis Kompetitor

Setelah mengetahui hal utama dalam menganalisis kompetitor, kamu perlu tahu juga alur atau langkah-langkah sistematisnya. Soalnya, kalau kamu langsung loncat ke data tanpa tahu tujuan dan arah, besar kemungkinan insight-nya jadi bias, atau malah bikin keputusan yang nggak tepat sasaran.

Nah, dilansir dari easy-feedback.com, berikut ini langkah-langkah untuk melakukan analisis kompetitor:

1. tentukan Tujuan Analisis

Langkah paling awal dan sering dilupakan, adalah menentukan “kenapa” kamu butuh analisis kompetitor. Ini amat sangat penting. Karena jika tanpa tujuan yang jelas, kamu bakal gampang terdistraksi sama data yang sebenarnya nggak penting-penting amat.

Beberapa contoh tujuan analisis kompetitor:

  • Menguatkan positioning produk di segmen tertentu
  • Menyesuaikan pricing strategy agar lebih kompetitif
  • Melihat potensi pasar dari produk baru
  • Mengevaluasi efektivitas campaign yang sedang berjalan

Silakan tentukan sesuai kebutuhan bisnis kamu. Dengan tahu tujuannya sejak awal, kamu nanti bisa lebih fokus saat mencari data dan menyusunnya jadi insight yang bisa ditindaklanjuti.

2. Tentukan Kriteria Perbandingan

Setelah tahu tujuannya, kamu perlu nentuin aspek apa saja yang mau dibandingkan. Ini krusial supaya kamu nggak tenggelam dalam lautan informasi yang nggak semuanya itu relevan.

Contoh kriteria yang bisa dipakai:

  • Fitur utama produk dan layanan
  • Harga & model bisnis
  • Saluran distribusi dan strategi marketing
  • Inovasi dan keunikan produk
  • Kualitas customer experience

Pilihlah kriteria yang sesuai sama goals bisnis kamu. Misalnya, kalau kamu lagi mau revisi strategi pricing, ya jangan fokus ke branding doang. Fokusnya harus tajam. Oke?

3. Identifikasi Kompetitor yang Relevan

Lalu identifikasi kompetitor bisnismu yang relevan. Ingat ya, nggak semua brand yang mirip itu kompetitor utama. Kamu perlu tahu mana yang benar-benar berkompetisi di segmen yang sama, dan mana yang cuma mirip secara permukaan aja.

Tips memilih kompetitor yang relevan:

  • Kompetitor langsung: produk, harga, target pasar, dan positioning-nya serupa
  • Kompetitor tidak langsung: beda produk, tapi bisa jadi alternatif untuk audiens yang sama
  • Kompetitor potensial: brand yang belum “head-to-head” tapi mulai terlihat masuk ke pasar yang sama

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

4. Kumpulkan Data Kompetitor

Nah, setelah daftar kompetitor siap, masuklah ke fase “mengintip kompetitor secara sehat”. Banyak banget data yang bisa kamu akses secara publik, tinggal kamu pilih dan pilah aja.

Sumber data yang bisa kamu manfaatkan:

  • Website dan landing page (untuk lihat fitur, pricing, dan positioning)
  • Media sosial (konten, engagement, dan sentimen audiens)
  • Review di marketplace dan Google (buat tahu apa yang disukai/dikeluhkan pelanggan)
  • Tools seperti SimilarWeb, Ahrefs, SEMrush (untuk traffic, keyword, hingga strategi konten)

Oh ya, harus diingat, dalam melakukan langkah ini, kuncinya jangan sampai bias. Maksudnya, kumpulkan data yang sejenis dari semua kompetitor, supaya kamu bisa bikin perbandingan yang adil dan seimbang.

5. Evaluasi Data dan Tarik Kesimpulan

Kalau datanya udah terkumpul, jangan langsung puas dulu. Tahap berikutnya adalah evaluasi: kamu perlu cari tahu makna di balik angka dan fakta yang kamu temukan.

Pertanyaan yang bisa kamu gunakan untuk evaluasi:

  • Apa yang paling menonjol dari kompetitor X?
  • Apakah mereka punya celah yang bisa kamu manfaatkan?
  • Apa pola umum yang muncul dari strategi mereka?
  • Apa insight yang bisa langsung kamu adaptasi ke bisnismu?

Biar makin konkret, kamu juga bisa pakai metode seperti SWOT analysis, competitive grid, atau positioning map. Visualisasi ini bisa bantu kamu menyampaikan insight ke tim lain secara lebih jelas.

6. Ambil Keputusan dan Tindak lanjut

Terakhir, jangan biarkan hasil analisismu jadi file yang numpang lewat di folder “Monthly Report”. Tuangkan insight ke strategi nyata, dan pastikan ada eksekusi setelahnya.

Contoh aksi nyata dari hasil analisis kompetitor:

  • Menyesuaikan fitur produk berdasarkan kebutuhan yang belum dijawab oleh kompetitor
  • Menargetkan keyword tertentu yang masih “kosong” di mesin pencari
  • Meluncurkan campaign yang menekankan unique selling point kamu

Satu tips lagi, dokumentasikan proses dan hasil analisis kamu. Ini akan berguna banget buat strategi jangka panjang dan pembelajaran bagi lintas tim.

Contoh Analisis Kompetitor

Sekarang, kita akan lihat bagaimana cara menerapkan langkah-langkah analisis kompetitor yang sudah kita bahas sebelumnya ke dalam studi kasus fiktif perusahaan “XYZ”, dengan dua kompetitor fiktif, yaitu “ABC” dan “DEF”. 

Contoh Studi Kasus: Brand "XYZ"

Jadi, semisal brand XYZ ini punya kamu. Perusahaanmu punya produk minuman cold-pressed juice yang fokus ke pasar urban sehat. Kamu udah punya produk bagus, harga kompetitif, dan jualan aktif di marketplace. 

Tapi masalahnya, growth-nya stagnan. Di sisi lain, brand kompetitormu seperti “ABC” dan “DEF” makin naik daun, padahal baru muncul dua tahun terakhir.

1. Tentukan Tujuan Analisis

Pertama, kamu harus tahu dulu apa yang mau dicapai dengan analisis kompetitor. Misalnya, kamu ingin tahu:

  • Apa yang membuat brand “ABC” bisa begitu berkembang pesat di media sosial?
  • Mengapa brand “DEF” bisa tetap eksis dan punya loyalitas pelanggan yang tinggi meski nggak terlalu fokus ke digital?

2. Tentukan Kriteria Perbandingan

Setelah tahu tujuan analisis, tentukan kriteria yang mau dibandingkan. Misalnya, brand kamu memilih kriteria ini:

  • Harga: Apakah harga kompetitor lebih murah atau lebih mahal?
  • Fitur Produk: Apa keunikan yang ditawarkan kompetitor? Apakah ada yang membedakan produk mereka dari produk bisnismu?
  • Strategi Pemasaran: Apa cara mereka menarik perhatian pelanggan? Mereka pakai influencer? Atau lebih banyak promosi lewat iklan berbayar?
  • Review Pelanggan: Apa saja feedback positif atau negatif yang diterima kompetitor?

3. Identifikasi Kompetitor yang Relevan

Lanjut ke langkah berikutnya: kenali siapa kompetitor yang relevan. Untuk brandmu, yakni XYZ, dua kompetitor utama yang relevan adalah:

  • ABC: Mereka lebih lama di pasar, dan punya distribusi yang luas, meski kurang agresif di digital.
  • DEF: Baru muncul, tapi aktif banget di social media dan cukup sukses menjangkau pasar muda yang peduli kesehatan.

4. Kumpulkan Data Kompetitor

Ini saatnya mengumpulkan data kompetitor yang dibutuhkan untuk analisis. Data yang dikumpulkan brand kamu mencakup:

  • Website dan E-commerce: Melihat harga, varian produk, dan promo yang kompetitor tawarkan.
  • Media Sosial: Menganalisis konten yang dibagikan dan engagement-nya.
  • Review Pelanggan: Baca komentar atau review untuk melihat kekuatan dan kelemahan produk kompetitor.
  • Alat Analisis Digital: Pakai tools seperti SEMrush atau SimilarWeb untuk menganalisis trafik kompetitor.

5. Evaluasi dan Tarik Kesimpulan

Sekarang, setelah data terkumpul, waktunya untuk evaluasi. Brandmu perlu menganalisis temuan dan menyimpulkannya. Hasilnya seperti ini:

  • Brand ABC sangat efektif di media sosial, namun mereka fokus hanya pada satu jenis produk.
  • Brand DEF unggul dalam loyalitas pelanggan berkat distribusi offline yang kuat, namun mereka kurang aktif dalam pemasaran digital.

6. Ambil Keputusan dan Tindak Lanjut

Setelah tahu hasilnya, brandmu harus mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki posisinya di pasar. Berikut beberapa keputusan yang diambil:

  • Penyesuaian Harga: Menawarkan paket bundling atau promo untuk menarik lebih banyak pelanggan.
  • Strategi Konten: Bekerja sama dengan micro-influencers di niche kesehatan.
  • Peningkatan Pengiriman: Memperbaiki waktu pengiriman dengan mitra logistik baru.

Simpulan

Itulah strategi efektif melakukan analisis kompetitor. Harap diingat, melakukan analisis kompetitor ini nggak cuma saat awal buka bisnis atau pas market share lagi mentok saja. Kamu perlu melakukannya rutin, entah 3-6 bulan sekali, supaya bisnismu tetap relevan dan menonjol di pasar.

Untuk mengingat kembali, berikut poin-poin penting yang perlu kamu catat:

  • Hal Utama yang Perlu Diperhatikan: Fitur produk, harga, pemasaran, USP, kekuatan & kelemahan, serta ulasan pelanggan.
  • Langkah-langkah dalam Melakukan Analisis Kompetitor: Tentukan tujuan, pilih kriteria perbandingan, identifikasi kompetitor, kumpulkan dan evaluasi data, lalu ambil keputusan.

Kalau kamu udah ketemu apa yang perlu ditindaklanjuti, tapi tetap nggak bisa menyaingi kompetitor karena keterbatasan SDM, berarti kamu waktunya cari partner yang bisa membantu. Karena sebrilian apapun hasil analisis kamu, tindak lanjut ya tetap perlu kerja sama dari tim. 

Nah kebetulan, Crepanion bisa jadi partner kamu buat bersaing dengan kompetitor, terutama di ranah marketing. Kami bisa bantu bisnismu untuk cariin influencer marketing, mulai dari nano, mikro, hingga makro influencer. 

Mau bikin campaign di Instagram atau TikTok? Kami bisa bantuin produksi foto, konten, lengkap dengan laporan bulanannya. Atau mau live shopping, kami juga punya talent yang siap promosiin produkmu sesuai yang kamu mau. 

Gimana? Mau langsung cus atau discuss dulu? Langsung aja klik ikon WhatsApp di pojok kanan bawah ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *