

Hari gini, ngejalanin bisnis besar tanpa strategi green business itu ibarat naik kapal tapi lambungnya bocor halus. Kelihatannya sih jalan, tapi pelan-pelan ya bisa tenggelam. Kenapa? Karena sekarang konsumen makin kritis sama isu lingkungan. Brand yang cuek soal ini, sudah pasti akan terancam.
Seperti menurut laporan Deloitte tahun 2024, 39% konsumen itu lebih pilih brand yang peduli lingkungan. Bahkan, 45% dari mereka rela bayar lebih buat produk yang eco-friendly. Artinya, ekspektasi konsumen terhadap brand untuk take the lead dalam isu lingkungan memang nyata.
Nah, di artikel ini, kamu bakal Crepanion ajak buat ngulik soal green business secara lengkap. Mulai dari apa sih sebenarnya konsepnya, kenapa penting banget buat masa depan bisnis, gimana cara terapinnya, sampai studi kasus brand yang udah nerapin. So, keep reading sampai habis, ya!
Apa Itu Green Business?
Oke, sebelum kita masuk lebih dalam, kita pertegas dulu ya tentang: apa sih yang dimaksud dengan green business? Supaya nanti pas bahas yang lebih teknis, kamu nggak kebingungan.
Sederhananya, green business itu bukan soal jualan produk yang diklaim “ramah lingkungan”. Tapi lebih ke soal cara mainnya; dari awal proses produksi sampai barang nyampe ke tangan konsumen.
Nah, cara main itulah yang harus dirancang buat meminimalkan dampak negatif ke lingkungan dan mendukung keberlanjutan jangka panjang.
Versi lainnya, seperti menurut ILO (International Labour Organization), green business adalah bisnis yang dijalankan secara efisien, hemat sumber daya, dan tetap ngejaga keseimbangan antara cuan (keuntungan ekonomi) dan tanggung jawab sosial terhadap bumi dan komunitas.
Jadi intinya, green business itu bukan soal apa yang dijual, tapi gimana cara bikin dan nganterin produk itu berlandaskan prinsip peduli lingkungan. Klir ya? Lanjut…
Mengapa Green Business Menguntungkan?
Sejak membaca judul, kamu mungkin udah penasaran: memangnya kenapa sih green business bisa menguntungkan?
Oke, Crepanion akan jawab sejelas-jelasnya, sedetail-detailnya. Jadi selain karena perubahan tren konsumen yang sudah Crepanion jelaskan di awal tadi, ada banyak sekali manfaat menjalankan strategi green business.
Tenang, ini bukan asal ngarang kok. Crepanion ambil dari penelitian Dhawan (2023), dengan judul “Green Business Concepts: Earn Profits Utilising Green Strategies”.
1. Menjaga Bumi = Menjaga Bisnis
Pertama, Dhawan bilang kalau menjalankan bisnis dengan prinsip ‘menjaga bumi’, itu sama saja dengan menjaga bisnis. Lho kok bisa?
Karena bisnis, yang dalam operasionalnya mengurangi emisi, hemat energi, dan memakai sumber daya terbarukan—menurut Dhawan— akan punya nilai jual tersendiri yang makin dilirik konsumen dan investor.
2. Biaya Operasional Lebih ringan (Dalam Jangka Panjang)
Kamu mungkin sempat terpikir kalau biaya operasionalnya nanti bakal lebih gede di awal. Tapi itu nggak masalah. Karena modal itu sebetulnya sebagai investasi ke teknologi biar kedepannya biaya operasional bisa jauh lebih hemat.
Contoh simpel: kalau bisnis kamu pakai panel surya, itu memang mahal di awal. Tapi dengan begitu kamu pasti bisa hemat tagihan listrik bertahun-tahun. Iya, kan? Itulah manfaat green business strategy yang kedua.
3. Pelanggan Lebih Loyal (dan Bangga!)
Lalu yang ketiga, produk yang eco-friendly punya daya tarik emosional buat konsumen. Seperti Crepanion bilang di awal, tren konsumen sekarang tuh lebih kritis sama isu lingkungan.
Maka ketika mereka bisa beli produk yang ramah lingkungan, mereka merasa jadi bagian dari solusi, bukan sekadar pembeli. Ini tentu bikin tingkat kepuasan naik, dan kemungkinan pembelian ulang juga makin besar.
4. Lebih Sehat buat Semua
Produk green umumnya nggak mengandung bahan berbahaya, jadi lebih aman buat konsumen, pekerja, dan lingkungan. Artinya, risiko kesehatan terancam pun berkurang, dan ini bisa menghindarkan perusahaan dari potensi isu hukum di masa depan.
Udah aman di mata konsumen, aman pula di mata hukum. Win-win strategy, bukan?!
5. Peluang Lebih Hemat = Hemat + Untung
Selanjutnya, ketika kamu menerapkan green business strategy, kamu nggak cuma hemat, tapi juga berpotensi untung berkali lipat. Kok bisa?
Green business kan biasanya pakai sistem daur ulang internal. Nah, ini bukan cuma mengurangi limbah, tapi juga bisa jadi sumber bahan baku murah. Dari bahan baku hasil daur ulang inilah kamu bisa manfaatkan untuk membuat bisnis baru.
6. Insentif dari Pemerintah
Crepanity perlu tahu, kalau pemerintah di banyak negara sekarang, termasuk Indonesia, mulai ngasih subsidi, insentif pajak, sampai bantuan khusus buat bisnis yang mengadopsi prinsip keberlanjutan.
Jadi ya, selain kamu bisa untung dari pasar, kamu juga bisa untung dari regulasi.
7. Lebih Siap Hadapi Regulasi Masa Depan
Menurut penelitian dari Dhawan, ke depannya tren global udah positif bergerak ke arah bisnis yang lebih hijau. Kalau tren global berubah, otomatis regulasinya kemungkinan juga berubah.
Mungkin sekarang masih belum terlalu kelihatan. Tapi kalau dari sekarang udah siap dengan strategi ramah lingkungan, kamu nanti nggak bakal kelabakan saat regulasi makin ketat. Ibarat lari maraton, kamu udah start duluan.
Strategi Menerapkan Green Business
Sekarang ke bagian yang kamu tunggu-tunggu: bagaimana strategi atau cara menerapkan green business? Apakah harus langsung bangun pabrik zero waste dulu dan tanam seribu pohon?
Tentu nggak dong. Kalau mengutip EcoHedge, dia kasih kita langkah-langkah yang masuk akal buat UKM yang baru mulai menerapkan green business strategy. Yuk kita kupas!
1. Mulai dari Materiality Assessment
Santai, meski istilahnya terkesan berat, tapi maksudnya sederhana kok. Ini cuma berarti: kamu perlu tahu, isu lingkungan apa sih yang paling relevan buat bisnismu?
Misalnya, kalau kamu punya brand fashion, isu limbah tekstil dan air bakal lebih penting daripada jejak karbon dari logistik. Nah, kamu fokus aja dulu di situ dulu.
2. Tetapkan Target yang Jelas dan Terukur
Setelah tahu masalah utamanya, tetapkan target yang jelas dan terukur. Jangan cuma ingin terlihat jadi brand yang lebih hijau aja. Harus konkret.
Contohnya: “Mengurangi konsumsi listrik sebesar 15% dalam 6 bulan.” Kenapa ini penting? Karena target yang jelas itu memudahkan bisnismu buat diukur dan dievaluasi.
3, Bangun Green Action Plan yang Nyambung ke Bisnis
Selanjutnya, kamu jangan bikin strategi yang “hijau” tapi gak nyambung sama operasional harian. EcoHedge menyarankan bikin rencana aksi yang langsung connect ke aktivitas utama bisnis.
Misalnya: kamu bisa alihkan pasokan bahan baku ke vendor yang punya sertifikasi ramah lingkungan. Itu jauh lebih aman, jika konteksnya operasional bisnismu belum mumpuni.
4. Libatkan Tim, Jangan Jalan Sendiri
Kamu gak akan bisa jadi hijau sendirian. Involve semua orang di tim! Mulai dari edukasi ringan, saran-saran kecil kayak matiin AC kalau ruangan kosong, sampai program internal yang kasih reward buat ide berkelanjutan.
Ini semata biar perusahaanmu menciptakan budaya kerja yang mendukung keberlanjutan dan komitmen terhadap lingkungan.
5. Pantau, Ukur, dan Ceritakan Perubahanmu
Yang terakhir, gunakan data buat pantau progres: berapa kira-kira limbah yang udah berkurang? Berapa hemat energi yang terpakai? Kalau udah tahu, jangan simpan sendiri. Ceritakan hasilnya ke stakeholder, termasuk audiensmu.
Kalau nggak cerita, nggak mungkin kan pelanggan tiba-tiba tahu dan percaya sama bisnismu mendukung keberlanjutan? Terkait caranya, kamu bisa mulai dari laporan keberlanjutan singkat, atau sekadar postingan edukatif di media sosial.
Nah, kalau perusahaan kamu udah mulai terjun ke dunia green business, tapi masih bingung gimana cara menyampaikan cerita hijau ini ke publik, terutama lewat media sosial—tenang, kamu nggak harus jalan sendiri.
Crepanion bisa jadi partner strategismu buat bangun citra brand yang bukan cuma ramah lingkungan, tapi juga relatable dan engaging. Mulai dari ngurusin konten yang konsisten dan impactful, sampai kolaborasi bareng influencer yang emang cocok buat branding hijau kamu.
Mau diskusi dulu atau langsung rencanain plan strateginya? Boleh, klik aja ikon WhatsApp di pojok kanan bawah!
Studi Kasus Contoh Green Business
Selanjutnya, biar kamu lebih kebayang lagi, Crepanion kasih contoh dua perusahaan yang udah sukses nerapin green business strategy. Kamu bisa amati masalah dan strateginya, tiru juga nggak apa-apa, yang penting tetap modifikasi, supaya sesuai dengan kebutuhan perusahaanmu.
#1 Asian Agri – Bikin Energi dari Limbah Sawit
Kamu mungkin familier sama industri sawit yang sering jadi sorotan karena isu lingkungan. Tapi asal kamu tahu, ternyata Asian Agri ngasih contoh yang keren soal gimana bisnis gede pun bisa muter haluan ke arah yang lebih hijau.
Apa yang mereka lakuin?
- Mereka manfaatin limbah cair dari pengolahan sawit buat bikin listrik lewat pembangkit biogas. Jadi bukan cuma buang limbah, tapi dikonversi jadi energi yang berguna.
- Targetnya juga serius: bangun 20 pembangkit biogas sampai tahun 2020. Dan, by 2018, mereka udah berhasil operasikan 10 unit. Gak main-main, kan!
- Energi dari biogas ini dipakai buat operasional sendiri, dan sisanya bisa dialirin ke masyarakat sekitar.
Yang bisa kamu tiru:
- Lihat limbah sebagai peluang. Kalau mereka bisa ubah limbah cair jadi listrik, bisnis kecil pun bisa mulai dari hal yang lebih sederhana—kayak daur ulang, atau sistem pemanfaatan ulang air.
- Berpikir jangka panjang. Mereka gak mikir untung besok, tapi dampaknya buat 5–10 tahun ke depan.
#2 Garmen Lokal di Jawa Tengah – Bisnis Menjahit, Tapi Gaya Hijau
Yes, kamu nggak salah baca. Industri garmen juga bisa kok jgo green! Menurut penelitian dari Palgunandi, Sanjaya, dan Murniarti (2022), di Boyolali, Klaten, dan Yogya, ada sejumlah pabrik garmen yang udah mulai menerapkan prinsip green business.
Apa aja yang mereka lakuin?
- Mereka mulai dari audit energi, alias ngecek bagian mana yang paling boros, dan ganti ke teknologi yang lebih hemat daya.
- Limbah tekstil yang dulunya dibuang begitu aja, sekarang mulai dikelola dengan sistem daur ulang. Beberapa bahkan kerja sama dengan pengrajin lokal buat olah jadi produk baru.
- Tim internal juga dilibatkan. Ada pelatihan rutin tentang cara kerja yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Yang bisa kamu tiru:
- Mulai dari yang kecil. Gak harus langsung pasang panel surya. Ganti lampu jadi LED, kurangi air saat proses produksi, itu udah langkah bagus.
- Libatkan tim kamu. Karyawan yang ngerti “kenapa kita ngelakuin ini” bakal jadi garda terdepan keberlanjutan.
Simpulan
Gimana? Udah siap mulai jalanin green business strategy? Harusnya sih udah dong ya. Soalnya, ini bukan cuma soal bikin citra perusahaan kamu jadi keren dan eco-conscious, tapi juga langkah cerdas secara bisnis.
Biar kamu gak lupa (atau biar gampang kalau mau scroll balik), yuk kita rekap singkat beberapa poin penting yang udah kita bahas:
- Green Business Itu Apa?: Green business lebih dari sekadar jual produk ramah lingkungan, tapi juga tentang cara kerja yang minim dampak buruk ke bumi—dari produksi hingga distribusi.
- Kenapa Green Business Itu Menguntungkan?: Membantu bumi dan bisnis lebih tangguh, efisien secara operasional, menciptakan loyalitas pelanggan, mendukung kesehatan, membuka potensi daur ulang dan insentif pemerintah, serta mempersiapkan bisnis untuk regulasi masa depan.
- Strategi Mulainya Gimana?: Lakukan audit energi, tetapkan target keberlanjutan, buat action plan yang terintegrasi, libatkan tim internal, dan pantau progres untuk komunikasi terbuka ke publik.
- Contoh Nyata di Lapangan?: Asian Agri manfaatkan limbah sawit untuk pembangkit listrik biogas, dan industri garmen di Jawa Tengah buktikan UKM juga bisa menerapkan audit energi dan manajemen limbah.